TUA5TfdoGUGoGUC0GSzpGUG7GY==

Breaking News:

00 month 0000

Profesionalisme Wartawan dan Pemimpin Redaksi: Pilar Karakter Bangsa

Lk
Font size:
12px
30px
Print

Pemimpin Redaksi, Lala Komalawati

Jakarta, lalakomalawati.com - Di tengah derasnya arus informasi, media memegang peranan penting dalam membentuk pola pikir dan karakter masyarakat.

Wartawan dan pemimpin redaksi bukan sekadar profesi, tetapi juga amanah besar yang menentukan arah keberlangsungan demokrasi dan kualitas bangsa.

Wartawan Bukan Sekadar Penulis Berita

Seorang wartawan profesional bukan hanya pencatat peristiwa. Ia adalah penjaga kebenaran. Dalam setiap berita yang ditulis, wartawan harus mengutamakan akurasi, keberimbangan, dan etika.

Tantangan terbesar saat ini adalah godaan sensasi dan kecepatan yang sering kali mengorbankan ketelitian.

Profesionalisme wartawan tampak ketika ia tetap berpihak pada fakta, meski tekanan datang dari berbagai pihak. Wartawan yang berintegritas tidak menulis untuk menyenangkan, melainkan untuk mencerahkan.

Ia sadar bahwa satu kalimat yang salah dapat merusak kepercayaan publik, tetapi satu kalimat yang benar dapat membangkitkan semangat sebuah bangsa.

Pemimpin Redaksi sebagai Penjaga Marwah Media

Jika wartawan adalah ujung tombak, maka pemimpin redaksi adalah nakhoda yang menentukan arah. Tugas pemimpin redaksi bukan hanya mengatur alur kerja redaksi, tetapi juga menjaga nilai-nilai moral dan etika jurnalistik.

Pemimpin redaksi yang profesional adalah sosok yang berani menolak intervensi kepentingan, menegakkan independensi, dan memberi teladan bagi wartawan di bawahnya.

Ia harus memastikan bahwa media yang dipimpinnya bukan sekadar industri informasi, tetapi juga ruang edukasi publik.

Membangun Karakter Bangsa Lewat Media

Media memiliki kekuatan yang luar biasa, membentuk opini, memengaruhi perilaku, bahkan menentukan arah kebijakan. Jika media dikelola secara profesional, masyarakat akan terbiasa dengan informasi yang sehat, kritis, dan mencerahkan.

Sebaliknya, jika media hanya mengejar keuntungan sesaat tanpa memikirkan etika, maka yang lahir adalah kegaduhan dan kebingungan.

Bangsa yang berkarakter tidak lahir dari pidato atau slogan semata, melainkan dari budaya informasi yang sehat. Di sinilah wartawan dan pemimpin redaksi harus menyadari perannya menjadi pengawal moral yang menyalakan cahaya di tengah gelapnya informasi yang simpang siur.

Penutup

Profesionalisme bukan pilihan, tetapi kewajiban. Wartawan dan pemimpin redaksi yang profesional akan melahirkan media yang berintegritas.

Media yang berintegritas akan melahirkan masyarakat yang cerdas. Dan masyarakat yang cerdas adalah pondasi utama bagi bangsa yang berkarakter. Rill/Lk

Baca juga:

0Komentar