Penulis: lala
Jakarta, lalakomalawati.com - Cinta sering dianggap sebagai anugerah paling indah. Ia datang membawa harapan, memberi alasan untuk bertahan, bahkan membuat seseorang rela berkorban. Namun, apa jadinya jika cinta yang diberikan dengan tulus justru dibalas dengan kebohongan dan pengkhianatan?
Inilah kisah seorang wanita yang pernah percaya sepenuhnya pada cinta, hingga akhirnya harus belajar melepaskan demi menyelamatkan dirinya sendiri.
Awalnya Percaya
Ketika cinta itu datang, ia menerimanya dengan hati penuh keikhlasan. Segala perhatian kecil, janji-janji manis, dan harapan masa depan membuatnya yakin bahwa ia telah menemukan sosok yang tepat. Meski ada rintangan, ia selalu berusaha mengerti dan menerima.
Namun, seiring waktu, retakan kecil mulai muncul. Ada kebohongan yang ia temukan halus, kecil, seolah bisa dimaafkan. Dan benar, ia memilih memaafkan. Baginya, setiap orang berhak atas kesempatan kedua.
Luka yang Berulang
Sayangnya, kesempatan itu justru berubah menjadi kebiasaan. Satu kebohongan ditutup dengan kebohongan lain. Ia mulai menyadari bahwa setiap kata manis tak lebih dari topeng yang menyembunyikan kenyataan. Namun, ia tetap bertahan, berharap ada perubahan, berharap cinta yang ia jaga dengan sepenuh hati bisa diselamatkan.
Hari demi hari, luka itu semakin dalam. Ia merasa dirinya hanya menjadi korban dari permainan perasaan. Kepercayaan yang sudah diberikan berulang kali dihancurkan, membuat hatinya nyaris hancur tanpa sisa.
Keputusan untuk Pergi
Sampai akhirnya, ia sadar mencintai tidak berarti harus terus bertahan dalam luka. Cinta yang sehat seharusnya tidak membuat seseorang merasa hancur.
Dengan keberanian, ia memilih untuk pergi. Bukan karena ia tidak mencintai lagi, tetapi karena ia lebih memilih untuk menyelamatkan dirinya sendiri.
Kepergiannya bukanlah tanda kekalahan, melainkan bentuk kemenangan. Ia berhasil melepaskan diri dari lingkaran kebohongan yang tak ada ujungnya. Ia berdiri tegak, dengan luka yang akan sembuh perlahan, dan hati yang siap menemukan arti cinta yang sesungguhnya cinta yang jujur dan tulus.
Sebuah Pelajaran
Kisah ini mengajarkan bahwa memaafkan adalah hal mulia, tetapi memberi kesempatan pada kebohongan yang berulang hanyalah mengorbankan diri sendiri.
Terkadang, pergi adalah pilihan terbaik. Bukan untuk lari, tetapi untuk menemukan kembali harga diri dan kebahagiaan.
Dan bagi wanita itu, kepergian bukanlah akhir cerita melainkan awal dari bab baru, di mana ia bisa mencintai dirinya lebih dalam sebelum akhirnya bertemu dengan cinta yang benar-benar pantas. Rill/Lk
0Komentar