TUA5TfdoGUGoGUC0GSzpGUG7GY==

Breaking News:

00 month 0000

Mengendalikan Hidup: Seni Menjadi Tuan atas Diri Sendiri

Lk
Font size:
12px
30px
Print

Penulis: lala

Hidup sering kali diibaratkan seperti lautan luas. Ada kalanya tenang, ada pula saat ombak datang menghantam. Dalam situasi itu, pertanyaannya bukan pada seberapa besar ombak yang datang, melainkan apakah kita mampu mengendalikan perahu yang kita tumpangi.

Hidup Bukan Tentang Mengendalikan Dunia

Kita sering lelah karena berusaha mengendalikan hal-hal di luar kuasa kita: ucapan orang lain, sikap lingkungan, bahkan takdir yang sudah ditentukan Tuhan. Padahal, mengendalikan hidup bukan berarti menguasai segalanya, melainkan mampu menguasai diri sendiri.

Para filsuf kuno seperti Stoic Marcus Aurelius pernah berkata: “Kebahagiaan hidupmu bergantung pada kualitas pikiranmu.” Artinya, bukan situasi luar yang menentukan, melainkan bagaimana cara kita meresponsnya.

Kunci Utama: Kendalikan Diri, Bukan Orang Lain

Ada pepatah Jawa kuno: “Ngelmu iku kelakone kanthi laku.” Ilmu hanya akan berarti bila dijalani. Mengendalikan hidup berarti mengelola:

  • Pikiran – menjaga dari prasangka dan pikiran negatif.
  • Emosi – tidak cepat marah, tidak larut dalam sedih.
  • Tindakan – memilih perbuatan yang mendatangkan manfaat, bukan kerugian.

Mengendalikan Hidup Lewat Nilai-Nilai Spiritual

Dalam Islam, Rasulullah SAW mengajarkan agar kita menjaga hati dari penyakit iri, dengki, dan sombong. Beliau juga menekankan pentingnya shalat sebagai pengendali diri. Tuhan memberi manusia akal dan hati sebagai kompas agar hidup tidak kehilangan arah.

Dalam tradisi lain pun, ajaran serupa ada. Buddha mengajarkan jalan tengah (middle way) sebagai kunci keseimbangan, sementara filsuf Timur dan Barat sepakat bahwa hidup yang baik adalah hidup yang selaras dengan kebajikan.

Tujuan Akhir: Kembali dengan Tenang

Pada akhirnya, mengendalikan hidup bukan untuk sekadar sukses duniawi, tetapi agar kita bisa kembali kepada Yang Maha Esa dengan hati yang tenang. Seperti firman Allah dalam Al-Qur’an: “Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai.” (QS. Al-Fajr: 27–28).

Mengendalikan hidup adalah seni menjadi tuan atas diri sendiri. Dunia boleh gaduh, ombak boleh datang silih berganti, tapi siapa yang mampu menjaga hati dan akhlaknya tetap teguh, dialah yang benar-benar merdeka. Rill/lala

Baca juga:

0Komentar