Penulis: lala
Hidup adalah anugerah, sebuah kesempatan yang diberikan sekali untuk dijalani. Sejak detik pertama manusia menghirup udara dunia, perjalanan telah dimulai. Ada jalan yang terang, ada pula yang penuh kabut.
Ada rasa bahagia yang menghangatkan, ada pula duka yang menguji keteguhan. Namun, di balik semua itu, hidup bukan sekadar tentang ada, melainkan tentang menuju.
Hidup sebagai Amanah
Manusia hadir ke dunia bukan tanpa alasan. Setiap jiwa membawa amanah: untuk berbuat baik, menjaga diri, sesama, dan alam semesta. Amanah itu menuntun agar kehidupan tidak hanya diisi dengan kesenangan sesaat, tetapi dengan makna yang mendalam.
Tujuan Hidup
Dalam pandangan spiritual dan falsafah ketuhanan, tujuan hidup tidak berhenti pada harta, kedudukan, atau kebahagiaan duniawi. Semua itu hanyalah persinggahan.
Tujuan sejati adalah kembali kepada Sang Maha Esa dengan membawa bekal amal dan hati yang tenang. Hidup di dunia hanyalah perjalanan singkat menuju kehidupan abadi.
Fase yang Harus Dijalani
Setiap manusia melewati fase: lahir, tumbuh, mencari, jatuh, bangkit, hingga akhirnya kembali. Tidak ada satu pun yang bisa melompati fase ini, karena ia adalah hukum takdir.
Setiap fase menjadi kesempatan untuk belajar tentang cinta, kehilangan, kesabaran, dan keikhlasan. Di ujung jalan, semua fase itu berpadu dalam kesadaran bahwa hidup hanyalah titipan.
Kembali kepada Yang Maha Esa
Ketika semua tujuan dunia telah selesai, manusia akan kembali pada hakikat awal: pulang kepada Penciptanya. Bukan sebagai akhir, melainkan sebagai permulaan dari kehidupan yang lebih sejati. Kesadaran ini mengajarkan kita untuk hidup dengan bijak, rendah hati, dan penuh syukur.
✨ Kesimpulan:
Hidup adalah perjalanan singkat dengan tujuan yang kekal. Segala fase baik suka maupun duka adalah bagian dari jalan pulang. Maka, sebaik-baik manusia adalah ia yang menjadikan hidupnya sebagai ladang kebaikan, agar kelak kembali kepada Yang Maha Esa dengan hati yang lapang dan jiwa yang tenang. Rill/lala
0Komentar